Senin, 12 Juni 2017

dasar manajemen ACTUATING



ACTUATING
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Ilmu Manajemen
Dosen Pengampu : Usfiyatul Marfu’ah
Disusun oleh :
Arfiyanto                            ( 1601036090)
Bella Sekar Herawati          (1601036095)
Dina Fitri Amalia                (1601036108)
Muhammad Sofyan            (1601036112)
  Ulya Anisa Unasecha          (1601036119)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2017
A.   Latar Belakang
Perkembangan yang modern ini, kebutuhan ekonomi sangat penting sekali bagi masyarakat, untuk itu, kita perlu meningkatkan kualitas kita akan tidak terbawa dengan arus globalisasi yang buming saat ini. Dalam makalah ini akan membahas actuating. Actuating berhubungan erat dengansumber daya manusia yang pada akhirnya merupakan pusat sekitar apa aktivitas-aktivitas manajemen berputar. Menggerakan, menimbulkan tantangan dan daya pikat yang luar biasa. Nilai-nilai, sikap, harapan, kebutuhan ambisi pemuasan seseorang dan interaksinya dengan orang-orang lain dan dengan lingkungan fisik yang kesemuanya bertautan dengan proses “menggerakkan”. Banyak pihak berpendapat bahwa menggerakkan merupakan fungsi manajemen yang paling fundamental oleh karena dimiliknya sifat vital dan menyebar maka menggerakkan menunjang dan juga merupakan fungsi manajemen bagian dari pada setiap tindakan manajerial yang dijalankan. Ia terdapat pada setiap tingkat, lokasi dan pengerjaan didalam sesuatu perusahaan. Guna mencapai dan mempertahankan sukses dalam bidang manajemen maka keahlian serta keterampilan dalam bidang menggerakkan merupakan hal yang mutlak perlu.
B.   Rumusan Masalah
1.   Apa definisi Actuating ?
2.   Bagaimana fungsi danTujuanActuating ?
3.  Apa saja prinsip-prinsip Actuating ?
4.  Bagaimana cara pelaksanaan Actuating ?
5.  Apa saja factor pendukung dan penghambat dalamActuating ?
6.  Bagaimana elemen-elemen dalam Actuating ?
7.  Apa sajapremis-premis dalam Actuating ?
8.  Bagaimana tahapan Actuating ?


C.   Pengertian Actuating
Actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang bersangkutan dan sasaran-sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.[1]
Menurut George R. Terry, Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena itu anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh anggota yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara terbenar dan terbaik.
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana adalah untuk membuat atau untuk mendapatkan para karyawan untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Fungsi leading sering sering disebut dengan berbagai macam nama, antara lain leading, directing, motivating, actuating, dll. Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak meyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.[2]
Adanya actuating dikarnakan dalam fungsi manajemen yang ketiga ini memang diakui bahwa usaha-usaha perencenaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetap tidak akan ada output konkrit yang dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Actuating juga merupakan jantungnya sebuah perusahaan karena setelah perencanaan dan pengorganisasian harus ada pelaksanaan atau pengarahan supaya tercapainya sebuah tujuan dan cita-cita perusahaan tersebut. Karena itu diperlukan tindakan Actuating atau usaha untuk menimbulkan action.[3]
Jadi dapat disimpulkan bahwa actuating (pelaksanaan) artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif sesuai dengan perencanaan yang ada.
D.   Fungsi dan Tujuan Actuating
Fungsi ketiga manajemen fungsional adalah pelaksanaan atau penggerakkan, yang dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai kebutuhan unit/satuan kerja yang dibentuk. Diantara kegiatannya adalah melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing), dan komunikasi (communication) termasuk koordinasi yang telah dijelaskan didalam fungsi pengorganisasian.
Fungsi pelaksanaan menurut Nawawi, lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang yang dalam organisasi. Pelaksanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia harus dioptimalkan untuk mencapai visi misi dan program kerja organisasi. SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi, dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi dan pelaksanaan (actuating)  menurut James stoner1993 adalah sebagai berikut:
1.      Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
2.      Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3.      Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4.      Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semuapihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri seorang manajer selaku pemimpin organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya pasti dia akan bekerja lebih produktif. Seorang manajer harus mampun bersikap objektif dalam menghadapi sebuah persoalan organisasi melalui pengamatan. Objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan setiap individu maupun kelompok manusia. Manajer harus mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan, dan adanya kerja sama dengan orang lain secara harmonis.
Dengan kata lain manajer harus peka terhadap kodrat manusia, yaitu mempunyai kelemahan dan kekurangan dan tidak akan mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain.
Tujuan pelaksanaan(actuating)
1.      Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2.      Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3.      Rasa solidaritas dan menyukai pekerjaan
4.      Mengusahakan Susana lingkungangan kerja yang harmonis,meningkatkan motivasi, dan prestasi kerja staf
5.      Organisasi berkembang secara dinamis
Jadi yang berperan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah pemimpin. Karena dalam hal ini pemimpinlah yang selalu mengusahakan  dan yang mengarahakn aktivitas kelompok untuk mencapai sasaran bersama.[4]
E.     Prinsip Pelaksanaan(Actuating)
Pelaksanaan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan dimana seorang bawahan harus mengerti dan mengerahkan tenaganya dalam berorganisasi. Fungsi pengarahan /pelaksanaan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga membahs menganai tingkah laku manusia itu sendiri. Manusia dengan tingkah laku yang berbeda-beda memiliki pandangan, pola fikir, serta pola bidup yang berbeda pula. Oleh karena itu pengarahan yang dilakukan oleh pemimpin harus berpegang beberapa prinsip yaitu: Prinsip mengarah pada tujuanpokok dari pengarahan Nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan ini tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlumendapatkan dukungsn/bantuan dari faktor-faktor lain seperti perencanaan, pengorganisasian, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningakatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
1.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkin tidak dapat sama dengan tujuan perusahaan. Mereka berprinsip seperti itu dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Karena motivasilah yang kan mendorong serta memnuhi kebutuhannya dengan wajar. Sedangkan kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka bekerja dengan baik dan saat itulah mereka mengarahkan tenaganya dan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.

2.      Prinsip Kesatuan Komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Apabila bawahan hanya memeiliki satu jalur dalam melaporkan segala kegiatannya, dan hanya ditujukan pada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi. Serta semakin besar tanggung jawab untuk memperoleh hasil maksimal.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakkan (Actuating) antra lain:           
a.       Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b.      Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c.       Menghargai hasil yang baik dan sempurna
d.      Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
e.       Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
F.     Cara Pelaksanaan (Actuating)
Cara pelaksanaan ini digunakan karena pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin dan diharapkan tidak meyimpang dari prinsip-prisip actuating.
Adapun cara-cara pelaksanaan yang dilakukan diantaranya :
a.       Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk memberikan pengenalan dan memberikan solusi atas masalah yang di hadapinya.
b.      Perintah merupakan permintaan dari pemimpin kepada bawahan untuk mmelakukan atu mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Perintah itu berasal dar atasan kepada bawahan, perintah tidak bisa ditujukan kepada yang sejajar.
c.       Perintah formal dan non formal
Perintah formal Merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah non formal lebih banyak mengandung saran atau atau dapat pula berupa ajakan.


d.      Delegasi Wewenang
Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf dalam tubuh manusia. Tanpa otak dan syaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi. Tanpa suatu sistem wewenang, suatu organisasi juga tidak dapat berfungsi. Pendegelasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendegelasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, seorang meneger suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan dibawahnya. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan kebawahan dalam organisasi.[5]
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam managemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating. Secara praktis fungsi actuating ini usaha untuk menciptakan iklim kerja sama antara staf pelaksana program sehingga organisasi dapat terlaksana secara fektif da efesien.
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksana (Actuating)
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya:
Faktor pendukung
1.      Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan manager perusahaan untuk mengarahkan (directing) dan memengaruhi (influencing) para bawahannya dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas agar para bawahannya mau mengerahkan seluruh kemampuaanya baik secara pribadi maupun sebagai anggota suatu tim, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.[6]
Sifat kemimpinan menurut Harold Koontz, diantaranya sebagai beriut:
a.       Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeliruh.
b.      Kelancaran dalam berbicara.
c.       Matang dalam berfikir dan emosi.
d.      Memiliki dorongan yang kuat untuk memimpin.
e.       Memahami dan menghayati kepentingan kerja Sama.
f.       Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin.
2.      Sikap dan moril (attitude and morale).
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berfikir, berperasaan, dan bertindak. Oleh karena itu sikap manager akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberapa sikap manager diantanya yaitu:
3.      Sikap feudel (feudel attitude)
Manager yang mempunyai sikap cara berfikir, berperasaan, dan bertidak sesuai dengan pola-pola kehidupan peodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah terbiasa dan selalu ingin mendapat penghormatan yang serba lebih.
4.    Sikap kediktatoran (dictatorial attitude)
Manager yang bersikap kediktataran akan befikir, berperasaan, dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan yang mutlak sehingga bawahan, akan menjadi menjadi sasaran daripada kekuasaannnya.
a.       Tata Hubungan dan Kekuasaan (Commutication)
Komunikasi sebagai pertukaran lambang-lambang baik verbal maupun nonverbal yang dilakukan antara komunikator (pengirim pesan) denagn receiver (penerima pesan) sangat mempengaruhi kualitas kepemimpinan seorang pemimpin.[7] Dalam melakukan komunikasi dalam managemen ada  beberapa macam komunikasi  diantaranya:
b.      Komunikasi intern
Yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dan bawahan atau sebaliknya.

c.       Komunikasi eksternal
Yaitu komunikasi yang dilakukan sebuah organisasi.
d.      Komunikasi horizontal
Komunikasi yang dilakukan baik intern maupun instern antar jabatan yang sama.
e.       Komunikasi vertikal
Yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
f.       Perangsang (Icentive)
Incentif adalah sesuatu yang mnyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
g.      Supervise (Supervision)
Menurut Terry supervise adalah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimna anggota manajemen dan bukan anggota mabnajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demikian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dcan memberikan nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
h.      Disiplin (Discipline)
Disiplin adalah latihan pikiran,perasaan, kehendak, dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua diantaranya :
1)        Self improsed discipline (Disiplin yang timbul dengan sendirinya)
2)        Command discipline (Disiplin berdasarkan perintah)
Hal-hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan.
1.    Manajere harus bekerja lebih produktif
2.    Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.
3.    Manajer harus mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan.
4.    Manajer harus bersikap obyektif
Faktor Penghambat
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya,hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakikat perilaku dan hubungan manusia. Konsep perilaku yang dikemukakan oleh Maslow, dinjegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan. Sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri.
F.    Elemen dari pelaksanaan (actuating)
Berikut ini merupakan beberapa elemen pelaksanaan/penggerakkan dalam manajemen:
1.  Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Koordinasi adalah suatu proses mempersatukan atau mensinkronkan semua usaha manajemen.[8]
2.  Motivating merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi, manajer harus bekerja melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang yang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai tujuan sebuah organisasi. Motivasi juga subjek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung tetapi harus disimpulkan dari perilaku yang tampak.[9]
3.  Communication merupakan salah satu diantara pembantu terpenting dalam aktivitas-aktivitas manajerial. Tanpa komunikasi fakta-fakta, ide-ide,dan pengalaman mungkin tidak dapat saling berbagi antara satu orang dengan yang lain. Komunikasi antar pemimpin dengan karyawan sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi yang bersangkutan dalam usaha mencapai sasaran-sasarannya.[10]Komunikasi juga  dapat membantu pelaksanaan manajerial secara efktif, dilaksanakannya pengorganisasian manajerial secara efektif, dan actuating manajerial serta pengawasan manajerial diterapkan secara efektif.[11]
4.  Commanding merupakan pengarahan seorang pemimpin kepada bawahannya yang mana dalam memberi perintahpun seorang atasan tak dapat seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah-langkah dan resiko dari setiap keputusan dan langkah-langkah serta resiko yang akan memberikan pengaruh bagi perusahaan. Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan visi misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek positif untuk perusahaan itu sendiri.
G.                        Premis-Premis Dalam Actuating
Ada sebuah premis dalam actuating yang sangat penting yakni pandangan fundamental para top manager terhadap sumber-sumber daya manusia. Ada sebuah pernyataan popular dan efektif yang mnunjukkan pandangan-pandangan yang berlawanan, dalam bentuk teori X dan Y.
Ciri-ciri pokok teori X adalah:
1.  Kebanyakan pekerja yang bekerja pada sesuatu perusahaan yang bekerja sedikit mungkin dan mereka umumnya menentang perubahan-perubahan pada pokoknya si pekerja hanya akan melaksanakan apa yang harus dilaksanakan, pekerja tidak disukai hingga demikian kesulitan-kesulitan lazim timbul dalam usaha mencapai tujuan-tujuannya.
2.  Kebanyakan pekerja harus dibujuk atau dipersuasi, diberikan penghargaan, dihukum, dan diawasi untuk mengubah.
3.  Manusia “rata-rata” suka dipimpin , cenderung menghindari tanggung jawab, relativetidak banyak memiliki ambisi, dan yang sangat diutamakan oleh mereka adalah kepastian.
Pada ekstrem kedua, manajer teori Y dianggap menggunakan asumsi bahwa:
a.    Usaha fisik dan mental bidang pekerjaan bersifat sama wajarnya sepertinya halnya bermain ataupun beristirahat.
b.    Pengawasan ekstrem dan ancaman yang dikenakan hukuman bukanlah salah satunya untuk mengarahkan usaha kearah pencapaian sasaran-sasarannya.
c.    Komitmen terhadap sasaran-sasaran merupakan satu fungsi daripada balas jasa yang berkaitan dengan pencapaiannya.
d.   Manusia “rata-rata” dalam kondisi-kondisi yang tepat bukan saja belajar untuk menerima tapi pula mencari tanggung jawab
e.    Kapasitas untuk melaksanakan imajinasi, ingenuitas, serta kreatifitas dalam rangka pemecahan problem-problem organisatoris tersebar secara luas padda manusia.
f.     Dalam kehidupan industry modernpotensi intelektual manusia hanya dimanfaatkan secara partil.
Teori Y merupakan sebuah model keorganisasian yang dilandasi oleh tekanan atas antar hubungan manusia dalam manajemen, model teori tipe Y bersifat dinamik dan memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan manusia.[12]
H.                        Tahapan Pelaksanaan (Actuating)
Tahapan-tahapan actuating dapat dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu :
1.    Memberikan semangat, motivasi, inspirasi, atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan penuh semangatsesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian pendidikan dan pelatihan. Serta pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap pengetahuan maupun keterampilan staf.
3. Pengarahan (Directing atau Commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas, dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik dan terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
4.    Berkomunikasi secara efekektif. Komunikasi yang efektif tidak hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sngat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dll) untuk suksesnya sebuah komunikasi.[13]




I.    Kesimpulan
Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan proses dari sebuah manjemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar orang.
Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating yakni, pertama melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing), dan komunikasi( communication). Kedua upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian. Pengaplikasian actuating dalam perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh prsonil ada setiap kegiatan perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung denga orang-orang dan organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakkan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia pada pelaksanaan tugas.
J.  Saran
Sebaiknya perusahaan dapat menjalankan fungsi actuating dengan baik supaya dapat tercapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi perencanaan, organizing dan controlling.




DAFTAR PUSTAKA
Handoko. HaniManajemen. Yogyakart: BPFE-Yogyakarta. 2015.
Solihin. Ismail Pengantar Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2014.
Winardi. Asas-asas Manajemen. Bandung: Penerbit Alumni. 1979.
Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana. 2004.
Winardi. Dasar-Dasar Ilmu Mnanajemen. Bandung: Penerbit Alumni. 1979.
Yuki, Gari.  Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta Barat: PT Indeks. 2015.








[1]Winardi, Asas-asas Manajemen, (Bandung: Penerbit Alumni, 1979), hlm. 297.
[2]Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakart : BPFE-Yogyakarta,2015), hlm.25.
[3]Ibid., hal.25.
[4]Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta Barat: PT Indeks,2015),hlm.4.
[5] op.cit., Hani Handoko,  hlm.210.
[6]Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2014), hlm.149.
[7]Ibid. Ismail Solihin, hlm.158.
[8]Op.cit., Winardi, hlm.89.
[9]Op.cit., Hani Handoko, hlm.249
[10]Winardi, Dasar-Dasar Ilmu Mnanajemen, (Bandung: Penerbit Alumni, 1979), hlm.113.
[11]Op.cit., Winardi, hlm.340.
[12]Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm.146-147.
[13]Op.cit., Hani Handoko, hlm.270.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar